Selasa, 04 September 2012 2 komentar

Alif Umur 4,5 Bulan

Dear anakku
Sudah dua bulan ayah tidak menulis. Alasannya, lupa. Mungkin alasan ini juga yang di masa datang akan sering ayah gunakan kalau tiba-tiba di suatu malam kamu berlari menghampiri ayah dan berteriak "Ayah mana mobil-mobilan yang Alif minta tadi di telepon?". Tapi doakan Ayah untuk tidak terlalu banyak mengecewakanmu karena sifat lupa ini.

Sekarang umurmu 4,5 bulan. Badan kamu tambah besar, di usia 4 bulan berat badanmu sudah 7 kilogram. Coba tanyakan ke Bunda berapa kali orang menyangka umurmu diatas 8 bulan. Kemarin di pengajian malah ada yang menyangka kamu sudah setahun lebih. Artinya badan kamu tumbuh sehat dengan pipi gembil dan betis mirip bulir talas bogor. 

Kamu juga sudah mulai merespon setiap ada interaksi baik lewat sentuhan maupun bahasa verbal. Kalau tidurmu nyenyak semalaman, maka jam 4 subuh ketika kamu bangun dan kami sapa selamat pagi kamu akan langsung tersenyum lebar dengan mata sumringah. Mata jengkol kata Bunda. Tanya Bunda kenapa matamu disebut begitu.

Kamu juga tertarik dengan apapun yang bergerak. Awalnya mainan yang digantung dan bisa berputar di tempat tidur. Kemudian kamu tertarik dengan ayam dan kucing yang berlarian setiap pagi. Ada juga ikan, marmut, kelinci, angsa, merpati dan burung-burung milik saudara sebelah rumah. Setiap pagi setelah bangun tidur, sekitar jam 6 jadi jadwal rutin kamu untuk mengunjungi mereka. Kamu datangi dan pandangi satu persatu dengan dahi berkerut. Ah iya soal dahi berkerut, kamu suka sekali mengerutkan dahi seperti memikirkan sesuatu. Beda dengan anak Bibimu yang terlahir beda satu minggu denganmu, selalu tertawa. Kamu mengerutkan dahi kalau melihat ayam berlarian mencari makan, mengerutkan dahi melihat kucing lari diusir Om Jidan, mengerutkan dahi ditodong muka Ayah.

Tapi yang paling membuatmu tertarik adalah melihat motor dan mobil yang lewat depan rumah. Begitu mendengar suara knalpot, matamu langsung mendelik dan menoleh ke kiri dan ke kanan mencari sumber suara. Begitu motor dan mobil tertangkap mata, kamu ikuti sampai hilang di ujung jalan. Untung di depan rumah cuma jalan kecil, kamu tidak  perlu kalang kabut melihat mobil dan motor yang jarang lewat.

Di bulan keempat juga kamu akhirnya minum susu formula. Ini bukan keinginan Ayah dan Bunda. Kami ingin memberikanmu ASI eksklusif tentu saja, selama mungkin. Tapi Bunda jatuh sakit kemarin. Akibat sakit, ASI bunda berwarna keruh dan kamu menolak meminumnya. Akhirnya dengan terpaksa kami berikan susu formula dan syukurlah alergi terhadap susu sapi yang sempat muncul di awal kelahiran sudah tidak ada lagi. Tapi begitu Bunda sehat, kami usahakan kamu tetap mendapatkan ASI kembali.

Kamu juga sudah mulai cerewet. Banget. Ini kami maklumi karena, Ayahmu cerewet walaupun tidak terlalu, Bundamu juga orang yang cerewet, Nenek orang yang tidak bisa bicara dengan suara pelan dan Mbah Uti juga cerewt. Kamu keturunan cerewet.

Dan ini, Ayah perlihatkan ekspresi kamu yang membuat kami dan saudara-saudaramu tertawa tiap kamu beginni tapi mungkin yang membuatmu paling nelangsa. Ekspresi ironi jadinya. Maaf ya :D.




 
;