Rabu, 26 Juni 2013 0 komentar

Setahun Dua Bulan Aja!

Dear anakku
Camkan kalimat ayah. Ayah dan bunda bukan orang tua yang sempurna. Tapi kami sedang dan selalu belajar untuk menjadi orang tua yang sempurna. Umurmu masih bisa kami hitung dengan sebelah jari tangan. Nafasmu di dunia baru beberapa tarikan. Tapi mungkin banyak kelalaian karena kekurangpahaman Ayah dan Bunda dalam mendidik kamu. 

Kamu tumbuh menjadi anak lincah dan senang mengeksplorasi. Semenjak bisa berjalan diumur sepuluh bulan, Ayah dan Bunda mulai harus ekstrsa waspada karena kamu tidak bisa diam. Sesaat kamu asyik dengan mainan, tiba-tiba kamu sudah ada di ujung kamar mengejar semut dengan baskom dikepala dan garpu ditangan. 

Kamu suka memanjat naik ke motor, mengambil peralatan dapur yang bisa diraih, mengeluarkan isi rak piring, menginjak-injak piring sarapan, makan dari lantai, minum air keran tanpa diketahui, memakai sandal siapa saja asal bukan punya kamu, dan lari menghambur keluar begitu pintu gerbang rumah dibuka. Kamu senang melihat ikan di laptop ayah tapi juga tidak kalah senangnya menginjak dan menduduki laptop ayah. Tawamu itu manis, tapi kadang menyimpan sesuatu. Kamu pandai berakting. Kamu bisa seolah-olah sedang menangis padahal tidak. Atau kamu bisa tertawa keras melihat tingkah anak kecil lain tapi tawamu terdengar palsu sekali. Maksa.

Entah sudah berapa kali kepala kamu terantuk batu, terbentur kaki meja atau buffet. Kamu juga pernah tertimpa troli kecil di mini market karena ngotot ingin mendorong troli sendiri. Puluhan kali kamu jatuh ketika berlari karena saking senangnya akan sesuatu. Benjol, memar dan tergores tidak pernah absen dari tubuh kamu.

Ayah mendidikmu untuk tidak menjadi anak manja. tentu saja Ayah memanjakanmu karena Ayah sayang kamu, tapi tidak mengharapkan kamu menjadi anak manja. Ketika kamu jatuh, maka Ayah akan mendiamkan kamu beberapa saat untuk memberikan kamu kesempatan bangkit sendiri. Memberikan kamu waktu apakah rasa sakit dari jatuh atau terbentur bisa kamu toleransi tanpa menangis atau tidak.

Ketika kamu akan menuruni tangga yang agak tinggi dan kamu meminta tangan ayah, maka Ayah akan memintamu untuk mencobanya dulu. Ayah mencoba agar kamu merasa berani. Kalau ternyata kamu berani tapi tetap terjatuh, maka salahkanlah Ayah. Tapi kebanggan akan kamu akan ada di hati Ayah karena berani melakukannya.

Ayah dan Bunda bukan orang tua sempurna. Tapi yang kami lakukan untuk kamu adalah jelas, mengajari kamu tentang kebaikan dan bagaimana menjalani hidup di dunia.
 
;