Kamis, 22 Agustus 2013 2 komentar

Tentang Ingatan

Dear anakku
Antara jam empat atau jam setengah lima, tergantung kamu bangun jam berapa di pagi hari, sampai jam delapan pagi adalah waktu antara Ayah dan kamu. Biarkan bunda sibuk menyapu, mencuci, bikin sarapan atau kadang masih terlelap dalam tidur. Kita akan jalan - jalan keliling komplek. Berhenti setiap ada tanaman perdu yang berbunga, tanaman perdu yang pada ujungnya ada serbuk halus, tanaman perdu yang di ujung daunnya ada serangga. Kita berdua akan jongkok, atau kadang sampai duduk di tanah. Ayah akan sedikit bercerita tentang nama bunga, tanaman atau serangga yang kita amati. Ayah ajari kamu bagaian mana dari tanaman semak perdu itu yang bisa kamu ambil, biasanya bunganya yang bisa kita mainkan. Seringnya malah bunganya kamu makan.

Kita akan berhenti setiap ada kucing. Kucing liar, kucing dengan luka di sekujur badan, kucing yang asyik duduk di atas pagar rumah orang, kucing yang bangun kepagian. Kita akan berhenti setiap ada burung. Burung yang mulai bernyanyi jam enam pagi, burung gereja di atas kabel rumah mandor komplek, burung besi yang kamu takut dengar suaranya.

Tujuan kita biasanya ke rumah Nenek, yang belakangan ini kita panggil Umi saja. Biar panggilan Ayah dan kamu sama, walaupun Umi adalah ibu bagi Ayah dan nenek bagi kamu. Lihat nanti saja bagaimana soal penyebutan ini. Ayah juga dulu memanggil Uwa kepada semua saudara Umi, tidak ada Mamang dan tidak ada Bibi. Kita akan disambut dengan suara - suara dari Uwa Diong, Uwa Obed, Umi, Om Dimmy, Mamah, Tante Kiki, Tante Lina, Tante Heni dan siapa saja yang kebetulan sedang ada di sana dengan memanggil nama Alif.

Kamu pasti menoleh mencari asal suara, lalu seolah merespon dengan kesan tak acuh, menunjuk ke arah lain sambil melenguh kemudian menarik tangan Ayah berlari kecil entah ke mana. Bukan karena kamu sapi kamu melenguh, tapi karena kamu belum juga bisa bicara.

Rumah Umi memang dekat, cuma kita harus menaiki turab dengan tinggi lima meter. Kalau licin dan tangga kayu Ayah pikir cukup berbahaya, maka kita akan berjalan memutar melewati rental PS milik Om Komeng, saudara kita juga. Entah bagaimana hubungan kekerabatan kita dengan Om Komeng, yang Ayah tahu kita saudara. Tapi sebelum rental PS Om Komeng, ada dua tempat yang mewajibkan kita untuk sekedar berhenti sejenak. Pohon buah cerry dimana kamu akan menengadah dan menunjuk ke atas, isyarat untuk Ayah mencari barang satu atau dua buah yang matang untuk kamu. Hal yang sama akan berulang ketika kita pulang dari rumah Umi nanti. Yang kedua adalah tanjakan conblock. Alasannya karena kamu senang menuruni turunan, entah karena apa. Ada sensasi apa jalan terhuyung - huyung menuruni turunan?

Jam setengah delapan Ayah harus sudah mandi, biasanya kita berdua mandi bareng. Kadang bertiga dengan Bunda. Menertawakan buih shampo yang menempel di pusar, saling menggosok punggung pakai sabun, atau sekedar berkecipak - kecipak memainkan air keran. 

Jam 7 malam baru Ayah pulang kerja, kadang menemukan kamu masih segar dan kita masih bisa bermain. Kadang kamu sudah dalam keadaan mengantuk dengan mood yang jelek kalau diajak bercanda. Seringnya kamu sudah tidur sampai sore. Paling malam jam sembilan malam kamu sudah tidur, dan Ayah akan mendapat kesempatan bermain dengan kamu besok pagi, dan cerita ini akan berulang ke paragraf pertama.

Hari Sabtu dan Minggu akan menjadi hari yang panjang buat kita berdua karena Ayah libur, sesekali memang harus masuk kuliah walau enggan.

Alif, ayah penasaran ketika kamu sudah masuk SMA dan kita syukur - syukur punya komunikasi yang baik. Kita akan duduk - duduk di pinggiran tempat tidur dan Ayah akan bertanya berapa banyak peristiwa yang kamu masih ingat ketika kamu masih berumur setahun setengah?

Kamu mungkin akan ingat sedikit, atau malah tidak ingat sama sekali. Karena inilah Ayah membuat blog ini buat kamu. Agar kamu mampu mengingat peristiwa dan kejadian keluarga kita, tentang kamu, Ayah dan Bunda dari sudut pandang Ayah ketika kamu masih belum cukup mampu untuk mengingat.


 
;